I. Definisi
CVA
infark adalah sindrome klinik yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat,
berupa deficit neurologi fokal atau global yang berlangsung 24jam terjadi
karena thrombosis dan emboli yang menyebabkan penyumbatan yang terjadi di
sepanjang jalur pembuluh darah
arteri yang menuju ke otak. Cva atau cerebro vaskuler accident kelainan ini terjadi pada organ otak. Lebih tepatnya adalah gangguan pembuluh darah otak . Cva adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan deficit neurologis mendadak sebagai akhibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak (Sudoyo Aru, 2015). Istilah Cva infark biasanya digunakan secara spesifik untuk menjelaskan infark cerebrum.
arteri yang menuju ke otak. Cva atau cerebro vaskuler accident kelainan ini terjadi pada organ otak. Lebih tepatnya adalah gangguan pembuluh darah otak . Cva adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan deficit neurologis mendadak sebagai akhibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak (Sudoyo Aru, 2015). Istilah Cva infark biasanya digunakan secara spesifik untuk menjelaskan infark cerebrum.
Cva
adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi neurologis (deficit
neurologic fokal atau global) yang terjadi secara mendadak, berlangsung lebih
24 jam atau menyebabkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak karena suplai darah (stroke iskemik) atau pecahnya
pembuluh darah secara spontan (stroke perdarahan) (Hadi Kusuma, 2012).
II. klasifikasi
Stroke
dibagi menjadi 2 jenis yaitu : Cva iskemik dan Cva hemorragik.
1. Cva
iskemik (non hemoragik) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan
aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% Cva adalah iskemik
Cva iskemik dibagi
menjadi 3 jenis yaitu :
1. Cva
trombotik : proses terbentuknya thrombus
yang membuat pengumpalan
2. Cva
embolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah
3. Hippoperfusion
sistemik : berkurangnya aliran darah keseluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
2.
Cva hemorragi adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Hampir 70% kasus hemoragik terjadi pada penderita hipertensi (Hadi Kusuma,
2015)
Stroke hemoragik ada 2
jenis, yaitu :
1) Heroragik
intraserebral : perdarahan yang terjadi didalam jaringan otak
Gejala klinis :
(1).
Onset perdarahan bersifat mendadak, terutama saat melakukan aktivitas dan dapat
didahului oleh gejala prodromal berupa peningkatan tekanan darah yaitu nyeri
kepala, mual, muntah, gangguan memori, binggung, perdarahan retina, dan
epitaksis
(2).
Penurunan kesadaran yang berat sampai koma disertai hemiplegia/hemiparese dan
dapat disertai kejang fokal/umum
(3).
Tanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil unilateral, reflek pergerakan
bola ,atau menghilang dan deserebrasi
(4).
Dapat dijumpai tanda- tanda tekanan tinggi intracranial (TTIK), misalnya
papiledema dan perdarahan subhialiod
2) Hemoragik
subaraknoid : perdarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit
antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
Gejala klinis :
(1).
Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak berlangsung dalam
1-2 detik sampai 1 menit
(2).
Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah terangsang, gelisah dan
kejang
(3).
Dapat ditemukan penurunan kesadaran kemudian sadar dalam beberapa menit sampai
beberapa jam
(4).
Dijumpai gejala-gejala rangsang meningen
(5).
Perdarahan retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala karakteristik
perdarahan subarachnoid
(6).
Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi, hipotensi, atau
hipertensi, banyak keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan pernafasan.
(Yosep, 2013)
Komplikasi perdarahan subarachnoid
(1).
Perdarahan ulang
(2).
Vasospasme
(3).
Peningkatan tekanan intracranial
(4).
Hidrosefalus
(5).
Hematoma intraserebral
(6).
Kardiak
(7).
Hiponatremia
(Adrian, 2013)
III.
Berdasarkan waktu terjadinya
1. Transient
Ischemic Attack (TIA)
2. Reversible
Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
3. Stroke
In Evolution (SIE)/Prosessing Stroke
4. Completed
stroke
(Adrian, 2013)
IV. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
1. Sistem
carotis
1) Motorik
: hemiparese kontralateral, disartria (gangguan bicara/ kelainan bicara
artikulasi tidak jelas).
2) Sensorik
: hemihipestesi (gangguan sensorik) kontralateral, parestesia (kesemutan)
3) Gangguan
visual : hemianopsia homonim kontralateral, amaurosis fugaks.
4) Gangguan
fungsi luhur : afasia (gangguan fungsi bicara, tidak mampu mengerti dan
menggunakan bahasa lisan), agnosia (kegagalan mengenali objek)
2. Sistem
cerebrobasiler
1) Motorik
: hemiparese alternans, disartria
2) Sensorik
: hemihipestesi alternans, parestesia
3) Gangguan
lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia
(dr. Yosep, 2013)
V.
Faktor yang menyebabkan stroke :
1. Faktor
yang tidak dapat dirubah (non reversible)
Jenis kelamin : pria lebih sering
ditemukan menderita stroke dibanding wanita
Usia : makin tinggi
usia makin tinggi pula resiko terkena stroke
2. Faktor
yang dapat dirubah (reversible)
1)
Hipertensi
2)
Penyakit jantung
3)
Kolestrol tinggi
4)
Obesitas
5)
Diabetes militus
6)
Polisetemia
7)
Stress emosional
3. Kebiasaan
hidup
1). Perokok
2). Peminum alcohol
3). Obat-obatan terlarang
4). Aktivitas yang tidak sehat : kurang
olahraga, makanan berkolestrol
VI. Manifestasi
klinis
1.
Tiba – tiba mengalami kelemahan atau
kelumpuhan separuh badan
2.
Tiba – tiba hilang rasa peka
3.
Bicara cedel atau pelo
4.
Gangguan bicara atau bahasa
5.
Gangguan penglihatan
6.
Mulut mencong atau tidak simetris ketika
menyerigai
7.
Gangguan daya ingat
8.
Nyeri kepala hebat
9.
Vertigo
10. Kesadaran
menurun
11. Proses
kencing terganggu
12. Gangguan
fungsi otak
(Hadi Kusuma, 2015)
VII. Komplikasi stroke
1. Dini
(0-48 jam pertama)
Oedema cerebri .defisit
neurologis cenderung memberat, dapat mengakibatkan peningkatan TIK, herniasi,
dan akhirnya menimbulkan kematian
Infark miocard.
Penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal
2. Jangka
pendek (1-14 hari)
Pneumonia akibat
immobilitas lama
Emboli paru. Cenderung
terjadi 7-14 hari pasca stroke, sering kali terjadi pada saat penderita mulai
mobilisasi
Stroke rekuren : dapat
terjadi setiap saat
3. Jangka
panjang (>14 hari)
Stroke rekuren
Infark miokard
Gangguan vaskuler
perifer
(Hadi Kusuma, 2015)
4. Komplikasi
/ penyulit
1)
Fase akut :
1. Neurologis :
1. Stroke
susulan
2. Edema
otak
3. Infark
berdarah
4. hedrosefalus
2. Non neurologis :
1. Hipertensi/
hiperglikemia reaktif
2. Edema
paru
3. Gangguan
jantung
4. Infeksi
5. Gangguan
keseimbangan cairan elektrolit
2). Fase lanjut :
1.Neurologis : gangguan
fungsi luhur
2.Non neurologis :
1. Kontraktur
2. Dekubitus
3. Infeksi
4. Depresi
(Yosep, 2013)
Gejala
Klinis
|
Stroke
Hemorragik
|
Stroke
Non Hemorragik
|
|
PIS
|
PSA
|
||
Gejala
defisit lokal
|
Berat
|
Ringan
|
Berat
/ Ringan
|
SIS
sebelumnya
|
Amat
jarang
|
+
/ Biasa
|
|
Permulaan
(onset)
|
Menit
/ Jam
|
1-2
menit
|
Pelan
(Jam/Hari)
|
Nyeri
kepala
|
Hebat
|
Sangat
hebat
|
Ringan
/Tak ada
|
Muntah
pada awalnya
|
Sering
|
Sering
|
Tidak,
kecuali lesi di batang otak
|
Hipertensi
|
Hampir
selalu
|
Biasanya
tidak
|
Sering
kali
|
Kesadaran
|
Bisa
hilang
|
Bisa
hilang sebentar
|
Dapat
hilang
|
Kaku
kuduk
|
Jarang
|
Bisa
ada pada permulaan
|
Tidak
ada
|
Hemiparesis
|
Sering
sejak awal
|
Tidak
ada
|
Sering
dari awal
|
Devisiasi
mata
|
Bisa
ada
|
Tidak
ada
|
Mungkin
ada
|
Gangguan
bicara
|
Sering
|
Jarang
|
Sering
|
Likuor
|
Sering
berdarah
|
Selalu
berdarah
|
Jernih
|
Perdarahan subhialoid
|
Tak
ada
|
Bisa
ada
|
Tak
ada
|
Paresis
/ gangguan N III
|
-
|
Mungkin
(+)
|
-
|
VIII. Perbedaan stroke hemoragik dan
stroke non hemoragi
(Hadi Kusuma, 2015)
IX. Pemeriksaan penunjang
1. Angiografi
serebri
Membantu menentukan
penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan arteriovena atau adanya
rupture dan untuk mencari perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskuler
2. Lumbal
pungsi digunakan untuk mendiagnosis SAH ketika CT scan/ MRI tidak tersedia atau
negative (yaitu ketika perdarahan kecil atau berumur beberapa hari); tidak
adanya darah pada lumbal pungsi menyingkirkan diagnosis SAH.
3. CT
scan/ MRI digunakan untuk menentukan lokasi, tipe (iskemik atau hemoragik) dan
komplikasi stroke (edema, efek masa, hidrosefalus).
4. EEG
(Elektroensefalografi) digunakan untuk dugaan kejang, tetapi tidak untuk
klarifikasi subtipe stroke atau tingkat keparahan stroke.
5. Ekokardiografi
(EKG) digunakan untuk mendeteksi iskemia/infark miokard, aritmia, dan
pembesaran ruang yang menunjukkan kardiomiopati atau penyakit katub jantung.
6. Pemeriksaan
rongen dada untuk melihat ada tidaknya infeksi paru maupun kelainan jantung
7. Pemeriksaan
laboratorium
(1).Hitung
darah lengkap untuk mengidentifikasi penyebab potensial stroke
(2).
Laju endap darah (meningkat pada tumor, infeksi, vaskulitis)
(3).
Glukosa serum (hiperglikemia akut dapat memperburuk hasil; hipoglikemia dapat
menyebabkan perubahan neurologis fokus)
(4).
Elektrolit
(5).
Profil lipid dan fibrinogen
(6).
PT,PTT, dan INR (I) untuk mendeteksi koagulopati dan untuk digunakan sebagai data
dasar sebelum terapi antikoagulasi
(7).
Antibody anti kardiolipin
(8)
Regain plasma cepat untuk neurosifilis
(9).
Skrin urine untuk kokain atau amfetamin, jika dicurigai
8. USG
Doppler
Untuk mengidentifikasi
adanya penyakit arteriovena (masalah sistem karotis)
(Yosep, 2013)
X. Masalah yang mungkin muncul
1. Perfusi
jaringan cerebral berhubungan dengan penurunan aliran darah dan o2
ke otak (aterosklerosis, embolisme)
2. Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan deficit neurologis secara mendadak
3. Resiko
jatuh berhubungan dengan perubahan ketajaman penglihatan
(Hadi Kusuma, 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, EM (2000). Rencana Asuhan Keperawatan.
Jakarta. EGC
Kusuma, Hadi (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan NANDA NIC – NOC. Media hardy. Yogyakarta
Zmidt Gold J, Adrian (2013). Stroke Esensial. PT
Indeks. Jakarta
Budiman, Yoseph (2013). Pedoman Standar Pelayanan Medik
Dan Standar Prosedur Operasional Neurologo. PT.Refika Aditama. Bandung
Kusuma Hadi (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC jilid 3. Mediaction. Yogyakarta
Aru W. sudoyo (2015). Buku ajar ilmu penyakit dalam.
Interna Publising. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar